Thursday, April 12, 2007

emotif

Serupa berbilang garis,
berbilang titik, koma dan tepian
telah bersenyawa bersama puing, engkau
Mengerus huruf,
Mengais gigir angan kotak,
Dan pada akhirnya...,
Manusia ini kolaps pada kata menyerah..

Menimpa tepian koyak,
Yang tak mudah untukku menuai.
Atas pembanding batas,
Mungkin itu bukan aku, ibumu..

27 Mei, nak..

tidurlah bersua pangku tuhan dalam harimu..

untuk seorang-tua, yang kutemui, di piyungan, dua bulan silam. untuk ibuku, yang selalu khawatir atas anak perempuannya yang selalu dekat dengan kematian. bahwa kematian milik tuhan, Ma.

1 comment:

Anonymous said...

lho, bukannya kematian itu milik kita, manusia? tuhan kan kekal, gak mati-mati?