Saturday, July 14, 2007

Pulang


Kuutarakan padamu sesore itu

Sebuah aforis mengenai peta berahi

Coba bingkai marut perkelaminan


Aku hanya ingin pulang.

Mengelanyut manja pada puisi yang berserak

Berkelakar kena kesejajaran,

Atas frasa yang kita telusuri adanya


Aku ingin pulang,

Berbincang gamang sedepa bentang

Tentang sebuah narasi kehilangan


Ah, aku ingin pulang.

Bukan berkalang.

Bukan berpulang.


buat seorang penyair di seni pertunjukkan ISI. Yang juga seorang pelacur.



Maaf, Kelaminku Bukan Untukmu.


Semalam, dingin benar.

Demikian kita membilang


Semalam, kita sudah didepan losmen kaliurang

Dan aku bilang, aku tak mau

Bukannya takut, apalagi malu


Sudah kubilang, aku bukan mereka

Sudah kukata, aku berbeda


Bangsat tampanku,

Inilah caraku,

inilah asketis yang terusung

Tetapi maaf, kelaminku bukan untukmu


Bangsat tampanku, Kau lupa bahwa aku adalah perempuan yang bergerak dalam mencari entitas bernama : Ada. Memang benar adanya, bahwasanya kau adalah satu2nya lelaki yang kuingini. Tetapi maaf, aku menghargai kelaminku. Aku menghargai : Ada. Di lain waktu, berhati-hatilah terhadap perempuan sepertiku.

Dan aku pun semakin memaknaimu..