Kau masih disana;
di bawah pohon Ara.
Aku begitu menikmati kemasyukanmu
Pemapar sajak-sajak merah benaman koma
Penghayat sang Ada di kedalaman rancu,
Memburai untuk dedahkan harakat lalu
Ah, lelakon apalagi yang sedang kau mainkan, sayang?
Mengeja sayup menjadi kebisingan yang bungkam
Mencipta keterdiaman, diam yang bisu.
Selinap senyap di titi waktu
Aku menemuimu, di batas lengkung rona
mencecap embun yang coba tawarkan rasa
Seruak sepanjang makrifat benoa
Dan kau Lelaki, masih disana;
Termangu di bawah pohon Ara
Yogyakarta, 8 juni 07. 00.21
Buat mas gondrong yang sedang nyantri di Pondok Pesantren Institut Seni Indonesia, ini pesenan puisinya...